Transistor
Transistor adalah
alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT)
atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang
sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor
(E) dan Kolektot (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor
dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar
daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output
Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia
elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam
amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber
listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam
rangkaian-rangkaian
digital, transistor digunakan sebagai
saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor
juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai
logic
gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
Cara kerja
semikonduktor
Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang
serupa; keduanya mengatur jumlah aliran arus listrik.
Untuk mengerti cara kerja
semikonduktor,
misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika sepasang konduktor
dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat dibawah tegangan
elektrolisis
(sebelum air berubah menjadi
Hidrogen
dan
Oksigen),
tidak akan ada arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan
(charge carriers). Sehingga, air murni dianggap sebagai
isolator.
Jika sedikit garam dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai
mengalir, karena sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers,
ion) terbentuk.
Menaikan konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun tidak
banyak. Garam dapur sendiri adalah non-konduktor (
isolator),
karena pembawa muatanya tidak bebas.
Silikon
murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar
ditambahkan, seperti
Arsenik, dengan sebuah proses
yang dinamakan doping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak
mengacaukan tata letak kristal silikon, Arsenik akan memberikan
elektron
bebas dan hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini
karena Arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan Silikon
hanya 4. Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan
(oleh kelebihan elektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon
tipe-n (n untuk negatif, karena pembawa muatannya adalah elektron yang
bermuatan negatif) telah terbentuk.
Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan
Boron untuk
membuat semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di
orbit paling luarnya, pembawa muatan yang baru, dinamakan "lubang"
(hole, pembawa muatan positif), akan terbentuk di dalam tata letak
kristal silikon.
Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh
emisi
thermionic dari sebuah
katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena
itu, tabung hampa tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).
Dapat disimak bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling
tolak menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa
muatan ini akan terdistribusi secara merata di dalam materi
semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor bipolar (atau diode
junction) dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor
tipe-n dibuat dalam satu keping silikon, pembawa-pembawa muatan ini
cenderung berpindah ke arah sambungan P-N tersebut (perbatasan antara
semikonduktor tipe-p dan tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang
berlawanan dari seberangnya.
Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan
konduktivitas dari materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal
silikon tetap dipertahankan. Dalam sebuah transistor bipolar, daerah
terminal emiter memiliki jumlah doping yang lebih besar dibandingkan
dengan terminal basis. Rasio perbandingan antara doping emiter dan basis
adalah satu dari banyak faktor yang menentukan sifat penguatan arus
(current gain) dari transistor tersebut.
Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat
kecil, dalam ukuran satu berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci
dalam keberhasilan semikonduktor. Dalam sebuah metal, populasi pembawa
muatan adalah sangat tinggi; satu pembawa muatan untuk setiap atom.
Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi isolator, pembawa muatan harus
disapu dengan memasang suatu beda tegangan. Dalam metal, tegangan ini
sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari yang mampu menghancurkannya.
Namun, dalam sebuah semikonduktor hanya ada satu pembawa muatan dalam
beberapa juta atom. Jumlah tegangan yang diperlukan untuk menyapu
pembawa muatan dalam sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai dengan
mudah. Dengan kata lain, listrik di dalam metal adalah inkompresible
(tidak bisa dimampatkan), seperti fluida. Sedangkan dalam semikonduktor,
listrik bersifat seperti gas yang bisa dimampatkan. Semikonduktor
dengan doping dapat diubah menjadi isolator, sedangkan metal tidak.
Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa muatan,
yaitu elektron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar adalah
aksi kegiatan dari pembawa muatan tersebut untuk menyebrangi daerah
depletion zone. Depletion zone ini terbentuk karena transistor tersebut
diberikan tegangan bias terbalik, oleh tegangan yang diberikan di antara
basis dan emiter. Walau transistor terlihat seperti dibentuk oleh dua
diode yang disambungkan, sebuah transistor sendiri tidak bisa dibuat
dengan menyambungkan dua diode. Untuk membuat transistor,
bagian-bagiannya harus dibuat dari sepotong kristal silikon, dengan
sebuah daerah basis yang sangat tipis.
Cara kerja transistor
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe
dasar transistor,
bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar)
dan
field-effect
transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya
menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk
membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu
daerah/lapisan pembatas dinamakan
depletion
zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi
dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis
pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam
FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan
depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar
dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan
dari daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang
diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat
artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut.
Jenis-jenis transistor
Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak
kategori:
- Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
- Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface
Mount, IC, dan lain-lain
- Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari
transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.
- Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
- Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
- Maximum frekuensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF
transistor, Microwave, dan lain-lain
- Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan
Tinggi, dan lain-lain
Pengendalian tegangan,
arus dan muatan
Arus kolektor-emitor dapat dipandang sebagai terkendali arus
basis-emitor (kendali arus) atau tegangan basis-emitor (kendali
tegangan). Pandangan tersebut berhubungan dengan hubungan arus-tegangan
dari pertemuan basis-emitor, yang mana hanya merupakan kurva
arus-tegangan eksponensial biasa dari diode pertemuan p-n.
[1]
Penjelasan fisika untuk arus kolektor adalah jumlah muatan pembawa
minoritas pada daerah basis.
[1][2][3]
Model mendetail dari kerja transistor,
model
Gummel–Poon, menghitung distribusi dari muatan tersebut secara
eksplisit untuk menjelaskan perilaku transistor dengan lebih tepat.
[4]
Pandangan mengenai kendali-muatan dengan mudah menangani
transistor-foto, dimana pembawa minoritas di daerah basis dibangkitkan
oleh penyerapan foton, dan menangani pematian dinamik atau waktu pulih,
yang mana bergantung pada penggabungan kembali muatan di daerah basis.
Walaupun begitu, karena muatan basis bukanlah isyarat yang dapat diukur
pada saluran, pandangan kendali arus dan tegangan biasanya digunakan
pada desain dan analisis sirkuit. Pada desain sirkuit analog, pandangan
kendali arus sering digunakan karena ini hampir linier. Arus kolektor
kira-kira

kali lipat dari arus basis. Beberapa sirkuit dasar dapat didesain
dengan mengasumsikan bahwa tegangan emitor-basis kira-kira tetap, dan
arus kolektor adalah beta kali lipat dari arus basis. Walaupun begitu,
untuk mendesain sirkuit BJT dengan akurat dan dapat diandalkan,
diperlukan model kendali-tegangan (sebagai contoh
model
Ebers–Moll)
[1].
Model kendali-tegangan membutuhkan fungsi eksponensial yang harus
diperhitungkan, tetapi jika ini dilinierkan, transistor dapat dimodelkan
sebagai sebuah transkonduktansi, seperti pada
model
Ebers–Moll, desain untuk sirkuit seperti penguat diferensial menjadi
masalah linier, jadi pandangan kontrol-tegangan sering diutamakan.
Untuk sirkuit translinier, dimana kurva eksponensiak I-V adalah kunci
dari operasi, transistor biasanya dimodelkan sebagai terkendali tegangan
dengan transkonduktansi sebanding dengan arus kolektor.
Tundaan
penghidupan, pematian dan penyimpanan
Transistor dwikutub mengalami beberapa karakteristik tundaan ketika
dihidupkan dan dimatikan. Hampir semua transistor, terutama transistor
daya, mengalami waktu simpan basis yang panjang sehingga membatasi
frekuensi operasi dan kecepatan pensakelaran. Salah satu cara untuk
mengurangi waktu penyimpanan ini adalah dengan menggunakan
penggenggam
Baker.
Parameter
alfa (α) dan beta (β) transistor
Perbandingan elektron yang mampu melintasi basis dan mencapai
kolektor adalah ukuran dari efisiensi transistor. Pengotoran cerat pada
daerah emitor dan pengotoran ringan pada daerah basis menyebabkan lebih
banyak elektron yang diinjeksikan dari emitor ke basis daripada lubang
yang diinjeksikan dari basis ke emitor. Penguatan arus moda tunggal
emitor diwakili oleh β
F atau h
fe, ini kira-kira
sama dengan perbandingan arus DC kolektor dengan arus DC basis dalam
daerah aktif-maju. Ini biasanya lebih besar dari 100 untuk transistor
isyarat kecil, tapi bisa sangat rendah, terutama pada transistor yang
didesain untuk penggunaan daya tinggi. Parameter penting lainnya adalah
penguatan arus tunggal-basis, α
F. Penguatan arus
tunggal-basis kira-kira adalah penguatan arus dari emitor ke kolektor
dalam daerah aktif-maju. Perbandingan ini biasanya mendekati satu, di
antara 0,9 dan 0,998. Alfa dan beta lebih tepatnya berhubungan dengan
rumus berikut (transistor NPN):
-



Struktur
Kepingan transistor NPN frekuensi tinggi KSY34, basis dan emitor
disambungkan melalui ikatan kawat
BJT terdiri dari tiga daerah semikonduktor yang berbeda
pengotorannya, yaitu daerah
emitor, daerah
basis dan
daerah
kolektor. Daerah-daerah tersebut adalah tipe-p, tipe-n dan
tipe-p pada transistor PNP, dan tipe-n, tipe-p dan tipe-n pada
transistor NPN. Setiap daerah semikonduktor disambungkan ke saluran yang
juga dinamai
emitor (E),
basis (B) dan
kolektor
(C).
Basis secara fisik terletak di antara
emitor dan
kolektor,
dan dibuat dari bahan
semikonduktor
terkotori ringan resistivitas tinggi. Kolektor mengelilingi daerah
emitor, membuat hampir tidak mungkin untuk mengumpulkan elektron yang
diinjeksikan ke daerah basis untuk melarikan diri, membuat harga α
sangat dekat ke satu, dan juga memberikan β yang lebih besar. Irisan
dari BJT menunjukkan bahwa pertemuan kolektor-basis jauh lebih besar
dari pertemuan kolektor-basis. Transistor pertemuan dwikutub tidak
seperti transistor lainnya karena biasanya bukan merupakan peranti
simetris. Ini berarti dengan mempertukarkan kolektor dan emitor membuat
transistor meninggalkan moda aktif-maju dan mulai beroperasi pada moda
terbalik. Karena struktur internal transistor dioptimalkan untuk operasi
moda aktif-maju, mempertukarkan kolektor dan emitor membuat harga α dan
β pada operasi mundur jauh lebih kecil dari harga operasi maju,
seringkali α bahkan kurang dari 0.5. Buruknya simetrisitas terutama
dikarenakan perbandingan pengotoran pada emitor dan kolektor. Emitor
dikotori berat, sedangkan kolektor dikotori ringan, memungkinkan
tegangan panjar terbalik yang besar sebelum pertemuan kolektor-basis
bobol. Pertemuan kolektor-basis dipanjar terbalik pada operasi normal.
Alasan emitor dikotori berat adalah untuk memperbesar efisiensi injeksi,
yaitu perbandingan antara pembawa yang diinjeksikan oleh emitor dengan
yang diinjeksikan oleh basis. Untuk penguatan arus yang tinggi, hampir
semua pembawa yang diinjeksikan ke pertemuan emitor-basis harus datang
dari emitor. Perubahan kecil pada tegangan yang dikenakan membentangi
saluran basis-emitor menyebabkan arus yang mengalir di antara emitor dan
kolektor untuk berubah dengan signifikan. Efek ini dapat digunakan
untuk menguatkan tegangan atau arus masukan. BJT dapat dianggap sebagai
sumber arus
terkendali tegangan, lebih sederhana dianggap sebagai sumber arus
terkendali arus, atau penguat arus, dikarenakan rendahnya
impedansi
pada basis. Transistor-transistor awal dibuat dari
germanium
tetapi hampir semua BJT modern dibuat dari
silikon.
Beberapa transistor juga dibuat dari
galium
arsenid, terutama untuk penggunaan kecepatan tinggi.
NPN
Struktur dasar transistor NPN
NPN adalah satu dari dua tipe BJT, dimana huruf N dan P menunjukkan
pembawa muatan mayoritas pada daerah yang berbeda dalam transistor.
Hampir semua BJT yang digunakan saat ini adalah NPN karena pergerakan
elektron dalam semikonduktor jauh lebih tinggi daripada pergerakan
lubang, memungkinkan operasi arus besar dan kecepatan tinggi. Transistor
NPN terdiri dari selapis semikonduktor tipe-p di antara dua lapisan
tipe-n. Arus kecil yang memasuki basis pada tunggal emitor dikuatkan di
keluaran kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika
tegangan basis lebih tinggi daripada emitor. Tanda panah dalam simbol
diletakkan pada kaki emitor dan menunjuk keluar (arah aliran arus
konvensional ketika peranti dipanjar maju).
PNP
Jenis lain dari BJT adalah PNP.
Struktur dasar transistor PNP
Transistor PNP terdiri dari selapis semikonduktor tipe-n di antara
dua lapis semikonduktor tipe-p. Arus kecil yang meninggalkan basis pada
moda tunggal emitor dikuatkan pada keluaran kolektor. Dengan kata lain,
transistor PNP hidup ketika basis lebih rendah daripada emitor. Tanda
panah pada simbol diletakkan pada emitor dan menunjuk kedalam.